Liburan Sekolah di Sawah
Liburan Sekolah di Sawah
Tulisan ini dibuat untuk
pertama kalinya lagi setelah 6 tahun pakem menulis di blog. Tulisan kali ini
tergerak saat Pemerintah RI menetapkan hari libur untuk sekolah selama 2 minggu sebagai antisipasi dari adanya penyebaran virus korona atau sering disebut COVID-19 (Coronavirus Disease
2019). Tulisan ini juga tidak bermaksud pamrih, apalagi pencitraan namun
sekedar berbagi pengalaman penulis dalam mengisi waktu pada masa-masa liburan saat masih sekolah dan berstatus sebagai seorang siswa. Semoga bisa menjadi inspirasi sekaligus
motivasi agar kita bisa memanfaatkan waktu dengan baik apa lagi di masa muda.
|
Adapun kegiatanku selama liburan sekolah di
anataranya:
1. Mancing
Posisi rumah yang tidak jauh dari sungai,
cukup strategis digunakan untuk memancing bersama teman-teman lainnya di waktu
liburan sekolah. Aktivitas ini dilakukan pada masa SD kelas 3 sampai dengan
kelas 6.
2. Ngabolang
Layaknya si Bolang (Bocah Petualang) yang disiarkan
di salahsatu stasiun televisi nasional, aku dan teman-teman semasa SD juga
senang bertualang menyusuri sawah-sawah, sungai, sampai perkebunan.
3. Membantu orang tua di sawah
Profesi Bapakku sebagai seorang petani
menjadi kebanggaan tersendiri untukku. Hal ini yang membuatku penasaran dan
ingin tahu lebih banyak soal pertanian Semasa liburan sekolah tiba, waktu untuk
membantu orangtua lebih besar. Saat musim bertani sawah dimulai, bada subuh berbagai
perlengkapan untuk ke sawah sudah disiapkan & sekitar jam 05.30 kami mulai
berangkat dari rumah untuk ke sawah. Aktivitas ini biasanya rutin dilakukan
pada fase tandur (tanam padi sambil mundur),
ngagasrok (menyiangi sawah dari
rumput), dan masa panen. Berawal dari sini, aku mulai tahu banyak
istilah-istilah dari pertanian sekaligus merasakan langsung bagaimana rasanya
menjadi seorang petani. Lebih dari itu, semangat dan jiwa pantang menyerah dari
petani luar biasa berharga.
4. Belajar berkebun
Selain bertani, orang tua di rumah juga
berkebun dengan memanfaatkan sepetak tanah yang dimiliki. Saat liburan sekolah,
aku biasa mengikuti dan menemani orang tua untuk berkebun mulai dari macul, memilah pohon/tanaman yang baik
dan tidak, sampai memanennya. Hal ini aku lakukan secara sadar tanpa paksaan
dari orang tua karena pikirku sederhana, ‘selagi muda harus banyak bisa, cari pangabisa, dan berbakti pada orang tua’.
5. Membaca buku
Membaca buku jadi hobi sejak kelas 2 SD
walaupun waktu itu buku yang suka dibaca bukan buku pelajaran tapi buku komik
seri KISMIS (Kisah Misteri) karya Rio Sutantrihendi dan Tatang Suhendar.
Buku-buku komik ini masih tersimpan di perpustakaan pribadi, sampai sekarang
aku sudah menjadi seorang pendidik. Namun berawal dari sinilah, minat baca
mulai berkembang dengan membaca buku-buku pelajaran, buku perjuangan, dan ilmu
pengetahuan lainnya.
6. Eksperimen
Waktu libur sering aku manfaatkan untuk
belajar hal-hal lain yang awalnya berasal dari rasa penasaran ingin mencoba
salah satunya bidang elektronik. Sejak masa SD aku mulai belajar menyambungkan
kabel yang putus dari TV, radio, sampai mencoba pasang antena sendiri. Sejumlah
eksperimen tadi, tidak sedikit juga aku pernah terkena sengatan listrik (kasetrum), tapi justru dari sanalah aku
belajar banyak hal.
7. Mengerjakan tugas
Tugas-tugas
dari sekolah tidak pernah luput dari perhatianku untuk kemudian dikerjakan dan
diselesaikan secepat mungkin. Biasanya tugas-tugas sekolah ini dikerjakan
sekitar jam 13.00 atau sepulang dari sawah/kebun, dan dalam kondisi sudah
shalat dzuhur, atau paling lambat dikerjakan pada malam harinya di kamar.
8. Menjaga warung
Orang tua di rumah memiliki warung sebagai
salah satu penghasilan tambahan keluarga, saat masa libur aku cukup banyak
menghabiskan waktu untuk membantu menjaga warung sambil bincang-bincang dengan
orang tua, mengerjakan tugas sambil menonton, dan lain sebagainya.
9. Merawat hewan peliharaan
Rumah di perkampungan identik dengan adanya
hewan peliharaan di dalamnya tidak terkecuali di rumahku ada hewan peliharaan
unggas seperti ayam, itik (entog), dan
juga merpati. Beberapa waktu liburanku sejak masa SD digunakan untuk merawat
hewan-hewan tersebut baik itu membersihkan kandang, merawat induk atau anaknya,
dan lain sebagainya.
10. Bersih-bersih rumah
Rumahku, Istanaku. Istilah ini memang tepat
di mana rumah yang kita singgahi itulah istananya. Kebersihan menjadi faktor terpenting
supaya kita tetap betah dan nyaman di rumah sendiri. Sebagus apa pun rumah jika
tidak terawat itu tidak ada nilai lebihnya. Selain itu, mengubah tata letak
beberapa barang di dalam rumah setidaknya membuat kita tidak bosan saat berada
di rumah sendiri.
Itulah sejumlah aktivitas yang aku lakukan semasa liburan
sekolah dulu sejak SD-SMA. Aktivitasku sekarang dalam mengisi liburan mulai
berubah, tidak lagi seutuhnya dilakukan seperti saat masa-masa sekolah dulu. Hal
yang bisa dilakukan sekarang tentunya sangat beragam di tengah-tengah perkembangan
zaman dan teknologi yang berkembang pesat. Saat masa liburan tiba, tentunya kalian
pun pasti memiliki aktivitas pribadi masing-masing yang positif bukan? Kalau
sempat boleh berbagi pengalamannya di kolom komentar di bawah ini.
Haturnuhun... 😇
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMasyaAllah, terimakasih banyak kak sudah mampir baca ke sini, ngasih kritik dan saran. Semoga bisa menjadi lebih baik lagi 😊😇
BalasHapusMantap mang oki
BalasHapusSiapp
HapusMasyaAllah... produktif sekali kak liburannya diisi dengan hal-hal yg bermanfaat 👍
BalasHapusInspiratif tulisannya 🙂
Alhamdulillah, mkasih banyak Amanda hariyanti Putri yang slalu ngasih support dalam banyak hal termasuk soal menulis. Semoga bermanfaat bu guru ^_^
Hapus