Merinding! Siswa Kritik Soal Metode Belajar Daring

Jakarta - Beberapa waktu yang lalu, jagat dunia maya dihebohkan dengan video viral seorang siswa SMA menyampaikan aspirasi tentang pembelajaran daring atau dikenal pembelajaran Jarak jauh (PJJ) yang tidak efektif dibandingkan dengan tatap muka.

 

gambar siswa kritik Pembelajaran Daring (PJJ)

Aspirasi tersebut disampaikan dalam suatu forum yang dihadiri banyak orang, dan ia mengaku sudah melakukan diskusi dengan teman-temannya di setiap pelosok daerah.

 

“Saya sering mengikuti kegiatan nasional dan saya memiliki banyak teman dari pelosok daerah, dan mereka saya tanya, bro di sana ada keluhan apa soal metode belajar? Dan ternyata yang dari Gorontalo, dari Lampung, mereka pun memiliki keluhan yang sama. Mereka ada kendala di gadget, yang kedua di kuota, yang ketiga sinyal dan di sana sering mati lampu Bu. Itu kendala banget, memang kita beruntung kita di Jakarta kalo menurut saya. Saya harap kita jangan beranggapan kita dalam keadaan baik-baik saja hanya dalam pandangan perspektif kita sendiri aja tapi coba diliat di sini lain masih banyak di Indonesia ini yang bermasalah kalo menurut saya”, ungkapnya.

 

Selain itu, siswa SMA tersebut menyebutkan bahwa teman-temannya di beberapa daerah tertentu masih menghadapi kesulitan menjangkau kuota.

“Dia bilang gini, dari sekolah Cuma ada subsidi 25rb untuk beli pulsa sedangkan kuota di sana mahal. Mereka di pelosok itu kuota mahal, gak seperti kita di Jakarta akan dapat barang seperti itu murah dan di sini mungkin teman-teman menyadari bahwa metode belajar daring itu kurang”, jelasnya.

 

Lebih lanjut, siswa yang belum diketahui identitas lengkapnya tersebut menjelaskan pembelajaran daring kurang efektif dibandingkan dengan sekolah tatap muka.

"Belajar daring itu kurang efektif dibanding sekolah, betul temen-temen? Jadi saya benar-benar mewakili sepertinya. Karena di sini mungkin ada yang habis absen tidur lagi ada? Ada. Karena seperti itu, Bu. Kita kurang efektif tidak seperti di sekolah. Di sekolah kita dipantau langsung sama guru. Guru itu kan digugu dan ditiru. Dan ada wacana saya lihat di berita, saya gak tahu ini benar apa enggak, bahwa PJJ ini akan dilaksanakan dengan permanen. Sedangkan kalau kita belajar cuma mau pintar mah, Google juga lebih pintar daripada sekolah, benar menurut saya," katanya.

 

Bukan tanpa alasan, siswa tersebut merasa bahwa selama daring ia bisa mengeskplorasi seluruh informasi, ilmu pengetahuan secara luas melalui google, namun demikian google memiliki keterbatasan yang tidak dimiliki oleh guru yaitu perasaan terhadap siswa untuk mendidik sekaligus mengajar.

"Iya, semua ada di Google. Kalau guru sejarah, ya sejarah aja. Ditanya matematika, ya tanya guru matematika. Begitu. Tapi kalau Google tahu semua dia. Itu menurut saya. Jadi kelebihan guru itu memiliki perasaan terhadap siswa. Mereka mendidik, mereka mengajar, mereka membentuk karakter kita siswa-siswa Indonesia," tegasnya.

 

Sebagai penutup, ia menyampaikan harapan masa depan bersama teman-temannya manakala memegang tampuk kepemimpinan di Indonesia.

“Saya harap teman-teman semua, kita yang akan memegang 2-30 tahun ke depan kita yang memegang  estafet negeri ini, kita bisa memimpin dengan baik dengan metode belajar negara Indonesia yang jadi lebih baik. Terima kasih,” pungkasnya.

 

Sempalan video tersebut kembali diposting oleh akun instagram @merindink pada hari Kamis (24/06/2021).

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Merinding! Siswa Kritik Soal Metode Belajar Daring"

  1. Iya memang, PJJ jelas krg efektif apalagi untuk pendidikan dasar. Tapi mau bagaimana lagi, pandemi ini memaksa semua pihak melakukan perubahan sosial yang drastis.

    Stakeholder dunia pendidikan hendaknya berpikir bersama mengatasi masalah yang mungkin muncul dari sistem baru.

    Jika semua pihak berpikir bersama mencari solusi, saya kira akan lebih baik.

    BalasHapus
  2. Perlu disiapkan dengan matang & baik

    BalasHapus